Rabu, 24 Maret 2021

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 _ COACHING

 NAMA                                    : SELFI SUHESTI, S.Pd

TUGAS 2.3.a.9.                      : KONEKSI ANTAR MATERI _COACHING

CGP ANGKATAN  KABUPATEN BONE

 

KONEKSI ANTAR MATERI ( COACHING )

PERAN COACH DISEKOLAH

Diera modern seperti sekarang ini dunia pendidikanlah yang mendapatkan peran paling penting untuk mempersiapkan generasi penerus yang handal dan siap bersaing.  Untuk mendapatkan output murid yang berkualitas guru harus bisa berperan sebagai pelatih atau pengarah bagi muridnya. Guru bukan sekedar berperan sebagai pengajar saja tapi harus mampu menuntut kekuatan koderat yang ada pada diri anak untuk menemukan kompetensi dalam dirinya dalam pengambiln keputusan. Sebelum melangkah lebih jauh mari kita pahami dulu apa itu coach, coach adalah orang uang membimbing, melatih atau mengarahkan dalam proses coaching.

Jika coach dihubungkan dengan dunia pendidikan tentulah yang berperan sebagai coach adalah “Guru “ . Peran coach disekolah adalah mengarahkan dan menuntun muridnya untuk menemukan potensi yang dimiliki oleh murid dalam pengambilan keputusan dalam hidupnya. Jika diibaratkan murid itu sebagai air maka biarkan murid merdeka mengalir lepas hingga ke hilir potensinya, sebagai coach guru berperan menjaga air itu tetap mengalir tanpa sumbatan. Tugas coach adalah menyingkirkan sumbatan sumbatan yang memungkinkan menghambat perkembangan potensi murid.

Proses coaching juga sangat berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi dimana coach akan mengarahkan murid sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan yang dimiliki murid, karena seperti kita kita ketahui bersama bahwa murid memiliki kemampuan dan kompetensi yang berbeda – beda.

            Seorang coach juga harus menguasai tekhnik kompetensi social emosi dalam proses coachingga setiap prosesnya nanti bermuara pada merdeka belajar, bukan hanya muridnya yang merdeka belajar namun guru nya juga harus merasakan hal yang sama.

Refleksi Pemahaman Coaching

      Coaching coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan yang bertujuan membantu para coachee dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi agarhidupnya lebih efektif. Dalam proses coaching guru hanya berperan sebagai penuntun dan pengarah namun pengambilan keputusan tetaplah dilakukan oleh murid.  

Dalam proses coaching murid dimerdekakan dengan diberi kebebasan dalam pengambilan keputusan namun sebagai pamong guru memberikan tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pemberian tuntunan dalam proses coaching terlihat melalui pertanyaan – pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

 Model coaching yang paling tepat dilakukan yaitu menggunakan model TIRTA. TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW modelGROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah.

TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan

I: Identifikasi

R: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

 

 

 

                                                                                                            Penulis

                                                                                               

                                                                                                            Selfi Suhesti, S.Pd

Senin, 08 Maret 2021

KONEKSI ANTAR MATERI PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

 

CGP-SELFI SUHESTI-ANGKATAN  I – KAB.BONE


PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Untuk Menciptakan murid yang berkualitas tentulah tidak cukup jika hanya mengandalkan kemampuan akademiknya saja, Murid juga perlu mengembangkan aspek sosial dan emosionalnya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam keberhasilan akademik maupun kehidupan  seseorang. Pembelajaran Sosial Emosional Adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai – nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi social dan emosional sebagai modal seseorang berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar

Pembelajaran sosial dan emosional bukan hanya penting bagi murid melainkan juga penting bagi guru. Sebelum guru dapat membantu murid, ia perlu belajar memahami, mengelola, dan  menerapkan pembelajaran sosial dan emosional  dalam dirinya. Pemblajaran social dan emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kalaboratif seluruh komunitas sekolah, proses kalaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa disekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk :
1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
2) menetapkan dan mencapai tujuan positif
3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta
5) membuat keputusan yang bertanggung jawab.
 

Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup: 

1.      Rutin : pada saat kondisi yang sudah ditentukan diluar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi, atau kegiatan setelah makan siang.

2.      Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi  kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah

3.      Protokol: menjadi budaya atau aturan  sekolah yang  sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau  sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik  yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan,  mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.

Pembelajaran Sosial dan emosional ini sangan terkait dengan pemikiran kihajar dewantara, dimana Ki Hajar Dewantara melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologinya. Menurutnya, manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.

Ia mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus, akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.

Pendidikan yang teratur adalah yang bersandar pada perkembangan ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan. Ilmu ini tidak boleh berdiri sendiri, ada saling hubungan dengan pengetahuan lain. Ilmu harus berfungsi sebagai pelengkap sempurnanya mutu pendidikan dan pembangunan karakter kebangsaan yang kuat.

Dalam menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada rakyat, Ki Hajar menganjurkan agar kita tetap memperhatikan ilmu jiwa, ilmu jasmani, ilmu keadaban dan kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika dan menerapkan cara-cara pendidikan yang membangun karakter.

Seorang guru harus lah sehat dan bahagia jiwanya.  jiwa yang sehat ini bisa terlihat ketika ada dalam kondisi berkesadaran penuh ( mindfulness). Dimana Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness).

Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity), dan kebaikan (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.





                                                                                Penulis


                                                                                Selfi Suhesti

Minggu, 14 Februari 2021

KONEKSI ANTAR MATERI - PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

Kode Modul : 2.1.a.9 Koneksi Antar Materi-Pembelajaran Berdiferensias

 Nama CGP : SELFI SUHESTI, S.Pd

Fasilitator    : Nur Aulia Hafid, S.Pd.,M.M

Pendamping : Israyani Masyita, S.Pd


PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah Pembelajaran yang menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan murid, dan mengakomodir semua kemampuan murid yang berbeda. Pembelajaran berdiferensiansi memberikan berbagai ruang kepada murid untuk menunjukkan kemampuannya memperoleh informasi tertentu sesuai dengan karakter masing - masing murid dikelas.

Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi hal yang pertama yang perlu dilakukan oleh guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang mampu menarik dan nyaman sehingga mampu mngembangkan potensi dan minat belajar murid.

Menurut Tomlinson ( 2.000 ) ada empat karakteristik pembelajaran berdiferensiasi yaitu sbb :

1.      Pembelajaran merupakan konsep dan prinsip pemberian pemberian dorongan

2.      Penilaian berkelanjutan dengan kesiapan dan perkembangan  belajar dipadukan kedalam kurikulum

3.      Digunakannya pengelompokkan secara fleksibel dan konsisten

4.      Siswa Secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
  2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
  4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

Cara perumusan Pembelajaran berdiferensiasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )  adalah dengan mengintegrasikan tiga tahapan pembelajaran berdiferensi ke dalam Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran sampai pada penilaian. Adapun tiga tahapan strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut :

1.      Diferensiasi Konten, Konten  itu adalah apa yang kita ajarkan kepada murid murid kita, konten dapat dibedakan sebagai kesiapan, minat belajar atau profil belajar murid yang berbeda. Atau kombinasi dari ketiganya

2.      Diferensiasi proses

Mengacu pada bagaimana murid akan memahami dan memaknai materi yang dipelajari.

1.      Kegiatan berjenjang setiap murid membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukukungan tantangan atau kompleksitas yang berbeda-beda.

2.      Pertanyaan pemandu atau tantangan : yang perlu diselesaikan disudut-sudut minat, sudut sudut minat akan mendorong dan mengesplorasi berbagai sub ,ateri yang terkait yang sedag dipelajari yang menarik minat minat mereka

3.      Membuat agenda individual untuk murid. Membuat daftar tugas murid yang berisi pekerjaan umum untuk seluruh kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan indifidual murid

4.      Memfariasikan lama waktu yang bias dipilih murid untuk menyelesaikan tugas

5.      Menggunakan pengelompokan yang fleksible

3.      3 .Diferensiasi proeduk adalah hasil atau unjuk kerja




bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Konsep Dasar Pembelajaran Berdiferensiasi

1.      Menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar demi mencapai tujuan belajar.

2.      Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefenisikan secara jelas.

3.      Penilaian Bekrkelanjutan

4.      Refleksi guru ( bagaimana guru Menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya)

5.      Pengelolaan Kelas Yang Efektif

Dalam Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus mampu memenuhi kemampuan individu setiap saat atau setiap waktu. Namun guru memang diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Mereka. Agar pembelajaran berdiferensiasi mampu memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal tentulah harus dilakukan oleh semua pihak yang terkait didalamnya, dimulai dari dinas pendidikan, kepala sekolah, seluruh guru dan personil sekolah, serta peran orang tua murid juga sangat diperlukan agar mampu menciptakan pembelajaran berdiferensi. Jika semua pihak teah berkontribusi dengan baik maka lingkungan belajar yang mampu menarik minat belajar murid akan tercipta sehingga tercipta yang namanya kelas pembelajar, dimana di dalamnya terdapat murid dan guru yang siap berkalaborasi untuk menciptakan merdeka belajar.

Pembelajaran Berdiferensiasi ini sangat erat kaitannya dengan modul – Modul sebelumnya seperti  Refleksi Pemikiran kihajar Dewantara. Menurut Ki hajar Dewantara penempatan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk kepribadian serta kemerdekaan batin agar peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan bangsa. Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Ia menginginkan peserta didik harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tenteram dan kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang. sekolah adalah rumah kedua bagi anak usia sekolah, disekolah anak harus bisa mengetahui hal yang baik, merasakan hal yang baik dan melakukan hal yang baik. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan, untuk mendapatkan ketiga tahap ini guru disekolah harus bisa menjadi panutan dan contoh untuk membentuk karakter baik bagi anak didiknya hal ini bias tercipta dengan adanya penerapan pembelajaran berdiferensiasi.


                                                                                    Tanabatue, 15 Februari 2021

                                                                                    Penulis




                                                                                    Selfi Suhesti, S.Pd

Minggu, 20 Desember 2020

MEMBUAT KOMUNITAS BERBAGI BUDAYA POSITIF ( AKSI NYATA 1.4 )

 

Latar Belakang

Budaya positif disekolah sulit tercapai tanpa adanya kerja sama dengan semua personil sekolah, untuk menciptakan budaya positif disekolah perlu kolaborasi dalam melakukan refleksi berkala dengan melibatkan warga sekolah sebagai dasar untuk melakukan dan mengembangkan budaya positif dalam lingkungan sekolah

penerapan budaya positif sangat berkaitan dengan nilai lain dalam aktifitas sehari-hari disekolah, perlu kita sadari bahwa  Sekolah sebagai institusi pembentuk karakter” dengan konsep budaya positif seperti, cara melakukan kesepakatan kelas yang efektif, posisi kontrol guru yang sesuai dengan kebutuhan murid, dan penerapan proses disiplin yang efektif dalam membentuk sikap murid. Seorang guru haruslah Bersikap reflektif dan kritis terhadap konsep budaya positif di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid. Seorang guru juga harus bisa Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata dalam mewujudkan  budaya positif di sekolah secara efektif  dalam perkembangan karakter.

Hal inilah yang mendasari saya ingin membuat komunitas agar penerapan budaya positif disekolah bisa berjalan terus menerus dan konsisten. Dengan terlibatnya seluruh personil disekolah saya yakin bahwa budaya positif bisa tercapai.

 

Deskripsi Aksi Nyata

Langkah awal yang saya lakukan sebelum membentik komunitas berbagi budaya positif adalah dengan berkoordinasi dengan kepala sekolah tentang rencana yang akan saya jalankan, setelah mendapatkan dukungan dan masukan dari kepala sekolah saya terlebih dahulu membuat group whatsapp komunitas berbagi. Dengan adanya group whatsapp tersebut akan mempermudah saya merintis dan mengajak teman sejawat untuk bergabung di komunitas berbagi.

Aksi nyata ini bertujuan

Menerapkan budaya positif disekolah, serta disiplin positif bisa berjalan secara konsisten.

 

 

Tolok Ukur

1.      Personil Sekolah masuk pada komunitas sehingga budaya positif disekolah bisa terlaksana

2.      Murid mampu melakukan hal positif disekolah dan mampu mengaplikasikan budaya positif tersebut dilingkungan keluarga

Hasil Dari aksi nyata yang dilakukan

 

Dari aksi nyata ini beberapa teman sejawat sudah masuk di group whatshap,  dan beberapa diantara mereka memberikan pengalaman baik yang sudah mereka lakukan, komunitas yang kami buat memang masih dilaksanakan secara daring mengingat kondisi sekarang ini belum memungkin kami melakukan tatap muka secara intensif. Saya selaku pencetus komunitas mulai membagikan pegalaman baik yang saya terima selama mengikuti pendidikan di guru penggerak.

Di komunitas kami juga merancang beberapa rencanya yang akan kami lakukan untuk menciptakan budaya positif disekolah, kami berharap dengan adanya komunitas ini akan semakin meningkatkan semangat kami sebagai pendidik untuk terus berbagi hal positif demi menciptakan budaya positif dan disiplin positif disekolah.

Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan ( Kegagalan Maupun Keberhasilan )

Kegagalan

1.      Masih ada beberapa teman sejawat yang masih enggan bergabung dalam komunitas.

2.      Kami Belum bisa memutuskan dari mana sumber anggaran dasar komunitas yang kami buat.

Keberhasilan

1.      Sebagian besar guru sudah bergabung di komunitas berbagai

2.      Teman sejawat mulai reflektif dalam berbagi hal positif di komunitas

Rencana Perbaikan dimasa yang akan datang

Mensosialisasikan pentingnya budaya positif disekolah kepada seluruh personil sekolah serta Akan terus bersama-sama melakukan refleksi tentang keberhasilan program- program yang akan kami lakukan.


Dokumentasi Pelaksanaan aksi nyata

Berkoordinasi dengan kepala sekolah tentang rencana yang akan dilakukan



Membuat whatsapp group komunitas berbagi



Mengajak teman sejawat ikut bergabung dan berkalaborasi di komunitas


                                                                                      Tanabatue, 20 Desember 2020
                                                                                       Penulis




                                                                                        Selfi Suhesti, S.Pd

Sabtu, 19 Desember 2020

PENERAPAN PENDEKATAN BLANDED LEARNING ( AKSI NYATA 1.3 )

 

Latar Belakang

Teknologi Kini Semakin Berkembang, Banyaknya sumber belajar online terutama yang berbasis web sangat mendukung guru untuk terus mengembangkan metode mengajar yang menyenangkan.

Ditengah kondisi pandemik Covid 19 memaksa kita beberapa bulan terakhir untuk melakukan proses belajar mengajar dari rumah ( BDR ). Terdapat banyak rintangan saat melakukan pembelajaran jarak jauh, terlebih bagi kami yang berada di daerah di daerah yang akses internet nya terbatas. Murid kami juga terdiri dari beberapa kalangan dan ada beberapa yang tinggal didaerah pegunungan sehingga tempat mereka minim akses internet.

Belajar dari rumah juga memiliki banyak resiko lainnya misalnya ada beberapa murid yang putus sekolah karena memilih bekerja, orang tua murid yang kurang memahami dan kurang mendukung proses belajar dari rumah, serta murid kurang paham karena tidak berinteraksi langsung dengan guru. Sehingga perlu tindakan cepat dan tepat yang dilakukan oleh guru untuk mengantisipasi hal tersebut. Penerapan pendekatan blanded Learning adalah solusi paling tepat untuk dilakukan dengan memperhatikan kondisi sekolah dan kondisi para murid serta tetap mematuhi protokoler kesehatan.

 

Deskripsi Aksi Nyata

Langkah awal yang dilakukan untuk menerapkan pendekatan blanded learning adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah, setelah mendapatkan persetujuan dari pemangku kepentingan lalu mengajak bebrapa teman sejawat untuk berkalaborasi menggunakan pendekatan ini dalam pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah memberikan pemahaman kepada murid tentang pendekatan pembelajaran blanded learning. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka hanya dilakukan sekali semingu. Murid dibagi dua shift  dan bergantian hadir setiap minggunya.

Aksi nyata ini bertujuan

1.      Menghindari resiko murid putus sekolah jika dilakukan pembelajaran jarak jauh secara terus menerus

2.      Meningkatkan pemahaman murid tentang berbagai sumber belajar berbasis web dengan menggunakan pendekatan blanded learning.

 

 

Tolok Ukur

1.      Murid  mampu menggunakan berbagai sumber belajar berbasis web.

2.      Murid kembali bersemangat untuk mengikuti pembelajaran disekolah

3.      Murid mampu mencari berbagai sumber belajar dan tidak hanya berfokus pada pembelajaran melalui guru.

Hasil Dari aksi nyata yang dilakukan

 

Dari aksi nyata ini beberapa murid yang tadinya mengalami kendala saat melakukan pembelajaran Daring menjadi aktif kembali dalam pembelajaran, beberapa murid yang tadinya tidak mampu menggunakan beberapa sumber belajar berbasis web akhirnya mahir menggunakan beberapa aplikasi tersebut. Dan yang terpenting adalah terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna karena murid memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan guru serta bisa mengakses pembelajaran dengan beberapa sumber belajar berbasis web

Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan ( Kegagalan Maupun Keberhasilan )

Kegagalan

1.      Adanya Pandemik Covid 19 Menghalangi ruang gerak sehingga perpaduan pembelajaran masih didominasi pembelajaran Online

2.      Tidak Semua Murid mampu menggunakan sumber belajar online berbasis web.

3.      Kemampuan murid maupun guru tentang penggunaan aplikasi berbasis web masih terbatas

Keberhasilan

1.      Sebagian besar murid kembali aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran

2.      80 % murid mampu menggunakan aplikasi pembelajaran berbasis online.

3.      Beberapa rekan guru ikut termotivasi untuk melakukan pendekatan blanded learning

Rencana Perbaikan dimasa yang akan datang

Akan terus menggali kemampuan diri untuk menggunakan beberapa sumber belajar berbasis web karena kemampuan penggunaannya masih terbatas baik bagi guru maupun murid.


Dokumentasi Pelaksanaan aksi nyata

Berkoordinasi dengan kepala sekolah tentang rencana yang akan dilakukan



 

Mengajak teman sejawat ikut berkalaborasi


Bersama seluruh personil sekolah mennyampaikan kepada murid tentang manfaat pendekatan blanded learning


Dokumentasi Pembelajaran dengan menggunakan google clasroom


Pembelajaran Tatap Muka Mengikuti protokoler kesehatan






                                                                            Tanabatue, 20 Desember 2020

                                                                            Penulis


                                                                            Selfi Suhesti, S.Pd

                    

KOMPONEN – KOMPONEN PENDIDIKAN DAN CARA PENANGANANNYA

  Berbicara masalah komponen – komponen Pendidikan dan cara penanganannya terlebih dahulu kita bahas apasih yang dimaksud komponen?.   Kompo...