PENGARUH PANDANGAN KI HAJAR DEANTARA PADA PENGAMBILAN
KEPUTUSAN SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Sebagai Tokoh Pendidikan bagi Ki
Hajar Dewantara Pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan, akar kepribadian
yang baik adalah kata merdeka. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu
cipta, karsa dan karya ketiganya harus berkembang secara seimbang, jika tidak
terjadi ketidak utuhan perkembangan sebagai manusia. Karena itu kemerdekaan
harus menjadi tujuan Pendidikan, system pengajaran diharapkan berfaedah bagi
jiwa dan raga bangsa. Ki hajar mengingin kan guru mengutamakan kemerdekaan
muridnya agar mampu menemukan setiap kompetensi murid untuk kehidupannya yang Bahagia.
Hal itu tertuang pada tiga filosofi pemikirannya yaitu ing ngarso sung tulado,
ing madyo mangung karso, dan tutwuri handayani jika diartikan didepan
menjadi telada, di tengah membangun kemauan , dibelakang memberi dorongan.
Dari filosofi pemikiran kihajar
dewantara seharusnya sebagai pemimpin pembelajaran guru mengutamakan kepentingan
murid dalam pengambilan keputusan. Untuk setiap kebijakan yang diputuskan
haruslah berdasarkan pada kepentingan murid. Dalam pengambilan keputusan nantinya
guru akan dihadapkan pada situasi dilema etika dan bujukan moral, namun sebagai
pemimpin pembelajaran guru seyogyanya akan memuarakan pilihannya pada pilihan
yang paling tepat yaitu pilihan yang paling benar untuk muridnya.
NILAI-NILAI YANG TERTANAM DARI
DALAM DIRI BERPENGARUH KEPADA PRINSIP -PRINSIP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Manusia harus menyadari bahwa
dirinya memiliki landasan moralitas yang menuntun mereka dalam mengambil Tindakan
yaitu fitrah, hati Nurani dan Tindakan kemanusiaan. Fitra mengacu kepada
kecenderungan manusia pada kebenaran, kebaikan dan keindahan. Fitra ini
merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsip
membedakannya dengan makhluk lainnya. Hati Nurani adalah pemancaran keinginan
pada kebenaran dengan memenuhi hati Nurani seseorang berada dalam fitranya
sebagai manusia sejati, hal itu akan bermakna jika di ekspresikan dalam
kerja-kerja manusia.
Nilai Kemanusian dalam Undang-Undang
Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam undang
– undang tertuang jelas nilai kemanusiaan bagaimana kita sebagai guru
mengedepankan kemerdekan dalam mencerdaskan anak bangsa. Hendaklah sebagai
pemimpin pembelajaran kita mengimplementasikan nilai kemanusiaan dalam Pendidikan
dengan cara membantu murid memahami dan menemukan kompetensi mereka secara
merdeka dan Bahagia.
Ada tiga prinsip pengambilan
keputusan yang bisa kita pilih sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan
keputusan yaitu Berfikir berbasis hasil akhir, Berfikir berbasis peraturan
dan Berfikir berbasis rasa peduli. Memutuskan tindakan yang akan diambil
berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan akan memuarakan hasil
keputusan terbaik yang berpihak pada murid.
MEMBIMBING MURID DENGAN CARA
COACHING
Kita menyadari Bersama bahwa murid kita bukan
lah kertas kosong, mereka hadir dengan berbagai latar belakang, kemampuan dan
kompetensi. Tugas guru adalah menjadikan latar belakang yang berbeda itu
sebagai pondasi yang kuat untuk mengembangkan kompetensi murid yang beragam. Guru
juga memiliki tugas untuk melejitkan potensi murid untuk menghadapi dunia dan
terjun pada masyarakat dengan Bahagia. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan
dalam melejitkan potensi murid adalah kemampuan Coaching. Coaching adalah
kegiatan percakapan yang menstimulasi pemikiran Coachee dan memberdayakan
potensi coachee. Mengapa keterampilan Coaching? Karena murid kita adalah sosok
yang merdeka, sosok yang mampu menentukan arah dan tujuan kompetensi mereka
sendiri mereka hanya memerlukan dorongan dan arahan sehingga mereka menemukan
sendiri solusi dari setiap permasalahan yang mereka hadapi. Kita sebagai guru
hanya mengarahkan, keputusan akhir tetaplah ditentukan oleh murid itu sendiri.
Contoh coaching bisa dilihat pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=AqGfy5IPGkM&t=295s
.
MEMBAHASAKAN STUDI KASUS YANG FOKUS PADA
MASALAH MORAL ATAU ETIKA KEMBALI KEPADA NILAI-NILAI YANG DIANUT SEORANG
PENDIDIK.
“Etika terkait dengan
karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi
manusia yang saling berkaitan” Dari kutipan tersebut kita bisa menarik
kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari
perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau
prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang
dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada
kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada
prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling
sering dikenali dan digunakan. Ketiga prinsip
tersebut yaitu Berfikir
berbasis hasil akhir, Berfikir berbasis peraturan dan Berfikir berbasis rasa
peduli. Untuk
mampu menuntun murid menyelesaikan masalah nya pemimpin pembelajaran harus bisa
membedakan Dilema etika dan bujukan moral. Dilema Etika adalah
kondisi Ketika kita dihadapkan pada pilihan Benar lawan Benar sedangkan Bujukan
moral Adalah Pilihan Benar Lawan Salah. Pertanyaan nya sebagai guru kita berada
pada posisi mana dalam pengambilan keputusan? Dilema etika kah? Atau hanya
bujukan moral? Tentunya akan Kembali pada diri kita masing masing. Nilai – nilai
dan prinsip apa yang melekat pada diri kita.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TEPAT DENGAN TERCIPTANYA LINGKUNGAN YANG
POSITIF, KONDUSIF, AMAN DAN NYAMAN
Menciptakan
kondisi lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman dalam pembelajaran bukan
hal yang mudah semudah kita berteori. Dibutuhkan guru yang reflektif yang mampu
mendekatkan diri mereka pada kondisi ini. Pemimpin pembelajaran harus punya
cara agar kondisi ini bisa tercapai. Dari
beberapa cara yang ada yang akan kita bahas disini adalah pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran
berdifrensiasi adalah pembelajaran efektif yang memberikan beragam cara kepada
murid agar murid mampu memahami informasi baru walaupun dikelas siswa terdiri
dari berbagai karakter yang beraneka ragam. di harapkan dalam pembelajaran
berdiferensiasi murid mampu mendapatka konten, mengolah, membangun, atau
menalar gagasan dan mengembangkan produk pembelajaran dengan efektif ditengah
keberagaman murid didalam satu kelas. Pembelajaran berdiferensiasi juga meminimalis
adanya kastanisasi yang membedakan murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru
mampu menyajikan materi sesuai dengan kebutuhan murid.
Dalam
Pembelajaran Berdiferensiasi peran dan kreatifitas guru dalam mengelala kelas
sangat dibutuhkan agar mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan
mampu mengembangkan kompetensi masing masing murid sesua dengan keunikan dan
kemampuannya masing masing.
untuk
mencapai pembelajaran berdiferensiasi menurut tomlinson ( 2.000 ) ada empat
karakteristik pembelajaran berdiferensiasi
1.
Pembelajaran merupakan konsep dan prinsip pemberian dorongan
2. penilaian berkelanjutan dengan
kesiapan dan perkembangan belajar siswa dipadukan kedalam kurikulum
3.
digunakannya pengelompokkan secara fleksibel dan konsisten
4. Siswa
Secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru.
KESULITAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pada umumnya
kesulitan dalam pengambilan keputusan terletak pada kondisi lingkungan yang
tidak sepenuhnya paham tentang dilema etika, Pendidikan masih didominasi oleh
berbagai kepentingan sehingga sebagai pemimpin pembelajaran guru terkadang
kehilangan power untuk tetap pada prinsip yang semestinya dipegang. yang perlu
dilakukan lebih awal adalah memerdekakan guru terlebih dahulu, merdeka tidak
selalu berhubungan dengan kesejahteraan finansial melainkan meberikan hak
sepenuhnya guru sebagai pemimpin pembelajaran yang bertanggung jawab atas masa
depan bangsa, hindarkan Pendidikan pada kepentingan politisasi agar guru tetap
pada koridornya sebagai pemimpin pembelajaran yang diguguh dan ditiru.
KEPUTUSAN
YANG BERMUARA PADA MASA DEPAN MURID.
Sebagai guru
perjuangan tidaklah mudah, menyatukan pandangan manusia yang berbeda latar belakang
tak semudah membalikkan telapak tangan namun Allah telah memilih kita menjadi
penentu masa depan anak, sebagai tongkat estafet kemajuan negara hendaklah kita
dedikasikan diri dan hidup kita untuk menentukan keputusan yang betul -betul
bermuara pada kebaikan dan masa depan murid kita. Murid adalah masa depan kita dan
negara kita kelak, serta penerus perjuangan kita maka berikanlah yang terbaik
untuk aset kita dimasa depan.
SALAM
SEHAT DAN BAHAGIA
Penulis
Selfi
Suhesti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar