CGP-SELFI
SUHESTI-ANGKATAN I – KAB.BONE
PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL
Untuk Menciptakan murid yang berkualitas tentulah tidak
cukup jika hanya mengandalkan kemampuan akademiknya saja, Murid juga perlu
mengembangkan aspek sosial dan emosionalnya. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam
keberhasilan akademik maupun kehidupan seseorang. Pembelajaran
Sosial Emosional Adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai –
nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi social dan emosional sebagai
modal seseorang berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar
Pembelajaran sosial dan
emosional bukan hanya penting bagi murid melainkan juga penting bagi guru. Sebelum
guru dapat membantu murid, ia perlu belajar memahami, mengelola, dan
menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam dirinya. Pemblajaran social
dan emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kalaboratif seluruh
komunitas sekolah, proses kalaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa
disekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk :
1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi
2) menetapkan dan mencapai tujuan positif
3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta
5) membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran
sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup:
1. Rutin : pada saat
kondisi yang sudah ditentukan diluar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan
lingkaran pagi, atau kegiatan setelah makan siang.
2. Terintegrasi
dalam mata pelajaran:
misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran,
membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah
3. Protokol:
menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan
bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan
sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan
konflik yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan,
mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.
Pembelajaran Sosial dan emosional ini sangan terkait dengan
pemikiran kihajar dewantara, dimana Ki
Hajar Dewantara melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologinya.
Menurutnya, manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya.
Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara
seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan
menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.
Ia
mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya
akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan
sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta dan kurang
memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus, akan
menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.
Pendidikan
yang teratur adalah yang bersandar pada perkembangan ilmu pengetahuan atau ilmu
pendidikan. Ilmu ini tidak boleh berdiri sendiri, ada saling hubungan dengan
pengetahuan lain. Ilmu harus berfungsi sebagai pelengkap sempurnanya mutu
pendidikan dan pembangunan karakter kebangsaan yang kuat.
Dalam
menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada rakyat, Ki Hajar menganjurkan
agar kita tetap memperhatikan ilmu jiwa, ilmu jasmani, ilmu keadaban dan
kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika dan menerapkan cara-cara pendidikan
yang membangun karakter.
Seorang guru harus lah sehat dan bahagia jiwanya. jiwa yang sehat ini bisa terlihat ketika ada
dalam kondisi berkesadaran penuh ( mindfulness). Dimana Kesadaran penuh
(mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat
diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian
secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan
kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the
present moment, with curiosity and kindness).
Ada
beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian
yang disengaja (on purpose), saat ini (present
moment), rasa ingin tahu (curiosity), dan kebaikan (compassion).
Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang
bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang
sedang dilakukan.
Penulis
Selfi Suhesti
Sukses selalu bu☺
BalasHapusTerimakasih yaa semangatnya
BalasHapus