MERDEKA BELAJAR
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntuntumbuhnya kodrat itu.”
Ki Hajar Dewantara
Untuk Menciptakan merdeka belajar seorang guru harus memiliki Visi, Kenapa? Karena visi merupakan penunjuk arah untuk mencapai tujuan dan impian. Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, memberikan pembelajaran yang bermakna tentulah menjadi keinginan kita semua sebagai pendidik. Namun untuk bisa mencapai impian tersebut dibutuhkan pemikiran reflektif untuk terus belajar dan menggali kemampuan kita sebagai guru. Kita harus terus bergerak maju menyesuaikan zaman bukan tergilas oleh zaman.
Perubahan yang positif dan
konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat gradual ( Bertahap )
Oleh karena itu, sebagai pemimpin, guru penggerak hendaknya terus berlatih
mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang
berada di bawah pengaruhnya untuk menjalani proses bersama-sama. Hal ini perlu
dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah.
Dibutuhkan kerjasama dan keinginan untuk berkalaborasi oleh seluruh warga
sekolah untuk menciptakan merdeka belajar disekolah. Kita akan mengeksplorasi
paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan
manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini
pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016).
IA menggunakan prinsip-prinsip utama
psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap
orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan.
Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam
implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang
telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi
menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.Sedangkan
untuk melakukan perencanaan kita harus tau siapa saja pemangku kepentingan dan
apaperan dari semua pemangku kepentingan. Pemangku Kepentingan itu sendiri
meliputi Pihak Internal Yaitu Dinas
Pendidikan, Cabang Dinas Pendidikan,
Pengawas Pembina, Kepala Sekolah, Wakasek , Pendidik
/ Guru, Guru Bk, Tenaga Kependidikan, Siswa. Sedangkan Pihak Eksternal Meliputi Komite Sekolah, Orang
Tua Siswa, Media Massa, Lsm, Instansi
Terkait.
Inkuiri apresiatif adalah sebuah
pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas
dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang
tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan
apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah:
1. Buat pertanyaan utama
sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan, misal:
2. Ambil pelajaran ini,
dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun
mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur
yang berbeda maupun sama.
3. Gali mimpi bersama,
dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal
yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan
diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi
4. Jabarkan rencana
untuk mencapai gambaran yang diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi
tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan. Ketika
perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan
rencana agar lebih konkret
5. Atur Eksekusi,
tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membantu memutuskan peran dan kesepakatan-kesepakatan
pelaksanaan
Tanabatue,
25 November 2020
Selfi
Suhesti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar