NAMA : SELFI SUHESTI, S.Pd
TUGAS 2.3.a.9. : KONEKSI ANTAR MATERI _COACHING
CGP ANGKATAN KABUPATEN BONE
KONEKSI ANTAR MATERI ( COACHING )
PERAN COACH DISEKOLAH
Diera modern seperti sekarang ini dunia
pendidikanlah yang mendapatkan peran paling penting untuk mempersiapkan
generasi penerus yang handal dan siap bersaing.
Untuk mendapatkan output murid yang berkualitas guru harus bisa berperan
sebagai pelatih atau pengarah bagi muridnya. Guru bukan sekedar berperan
sebagai pengajar saja tapi harus mampu menuntut kekuatan koderat yang ada pada
diri anak untuk menemukan kompetensi dalam dirinya dalam pengambiln keputusan.
Sebelum melangkah lebih jauh mari kita pahami dulu apa itu coach, coach adalah
orang uang membimbing, melatih atau mengarahkan dalam proses coaching.
Jika coach dihubungkan dengan dunia
pendidikan tentulah yang berperan sebagai coach adalah “Guru “ . Peran coach
disekolah adalah mengarahkan dan menuntun muridnya untuk menemukan potensi yang
dimiliki oleh murid dalam pengambilan keputusan dalam hidupnya. Jika
diibaratkan murid itu sebagai air maka biarkan murid merdeka mengalir lepas
hingga ke hilir potensinya, sebagai coach guru berperan menjaga air itu tetap
mengalir tanpa sumbatan. Tugas coach adalah menyingkirkan sumbatan sumbatan
yang memungkinkan menghambat perkembangan potensi murid.
Proses coaching juga sangat berkaitan dengan
pembelajaran berdiferensiasi dimana coach akan mengarahkan murid sesuai dengan
kebutuhan dan kekuatan yang dimiliki murid, karena seperti kita kita ketahui
bersama bahwa murid memiliki kemampuan dan kompetensi yang berbeda – beda.
Seorang coach juga
harus menguasai tekhnik kompetensi social emosi dalam proses coachingga setiap
prosesnya nanti bermuara pada merdeka belajar, bukan hanya muridnya yang
merdeka belajar namun guru nya juga harus merasakan hal yang sama.
Refleksi Pemahaman Coaching
Coaching
coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan yang bertujuan membantu
para coachee dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi
dari permasalahan yang dihadapi agarhidupnya lebih efektif. Dalam proses
coaching guru hanya berperan sebagai penuntun dan pengarah namun pengambilan
keputusan tetaplah dilakukan oleh murid.
Dalam proses coaching murid dimerdekakan
dengan diberi kebebasan dalam pengambilan keputusan namun sebagai pamong guru
memberikan tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Pemberian tuntunan dalam proses coaching terlihat melalui
pertanyaan – pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari
dirinya.
Model coaching yang paling tepat dilakukan
yaitu menggunakan model TIRTA. TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang
dikenal sangat luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah
kepanjangan dari Goal, Reality, Options
dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu
mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari
sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang
nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,
3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam
memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan
sebuah rancangan aksi. Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam
membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya. Model TIRTA dikembangkan dengan
semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.
Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk
melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru
diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas
sekolah dengan mudah.
TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Penulis